Peran Komunitas Belajar Pucuk Merah Esemka Lada dan Dukungan Kepala Sekolah dalam Model Pembelajaran TEFA Pengolahan Produk Unggulan Keloring Tea


Peran Komunitas Belajar Pucuk Merah Esemka Lada dan Dukungan Kepala Sekolah dalam Model Pembelajaran TEFA Pengolahan Produk Unggulan Keloring Tea
A.Pendahuluan
Di era pendidikan berbasis industri, penerapan Teaching Factory (TEFA) menjadi solusi strategis dalam membangun keterampilan siswa yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja. SMK Negeri 1 Pangkalan Lada, melalui konsep Esemka Lada Agro Smart, berkomitmen untuk mengembangkan TEFA dalam bidang agroindustri, salah satunya adalah pengolahan produk unggulan Keloring Tea. Dalam implementasinya, komunitas belajar (kombel) Pucuk Merah Esemka Lada memainkan peran penting sebagai wadah kolaborasi, diskusi, dan inovasi dalam meningkatkan kompetensi siswa. Keberhasilan ini juga tidak terlepas dari dukungan kepala sekolah yang menjadi penggerak utama dalam memastikan keberlanjutan program TEFA.
B.Peran Komunitas Belajar Pucuk Merah Esemkalada dalam Model Pembelajaran TEFA
Komunitas Belajar Pucuk Merah Esemka Lada berperan sebagai motor penggerak dalam proses pembelajaran berbasis industri di TEFA Keloring Tea. Beberapa peran strategis yang dijalankan komunitas ini antara lain:
1.Pusat Kolaborasi dan Inovasi
Kombel Pucuk Merah Esemka Lada menjadi wadah bagi siswa dan guru untuk berdiskusi, berbagi pengetahuan, serta melakukan riset pengembangan produk Keloring Tea. Melalui komunitas ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengasah keterampilan praktis dalam proses produksi, pengemasan, hingga pemasaran.
2.Meningkatkan Kompetensi Siswa dalam Agroindustri
Dengan pendekatan learning by doing, siswa mendapatkan pengalaman langsung dalam setiap tahapan produksi Keloring Tea, mulai dari pemilihan bahan baku, teknik pengolahan, hingga strategi pemasaran berbasis digital. Hal ini sejalan dengan prinsip TEFA yang mengutamakan pembelajaran berbasis praktik industri.
3.Membangun Jiwa Technopreneurship
Kombel ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis produksi, tetapi juga membentuk pola pikir kewirausahaan siswa. Mereka dilatih untuk memahami aspek bisnis, branding, serta pemasaran produk secara kreatif dan inovatif, sehingga memiliki daya saing di pasar.
4.Meningkatkan Kualitas Produk melalui Riset dan Evaluasi
Melalui komunitas belajar, siswa didorong untuk terus melakukan riset guna meningkatkan kualitas Keloring Tea. Evaluasi rutin dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan standar industri dan memiliki nilai jual yang tinggi.
C.Dukungan Kepala Sekolah dalam Implementasi TEFA Keloring Tea
Peran kepala sekolah dalam mendukung keberhasilan TEFA sangat krusial. Beberapa bentuk dukungan yang diberikan antara lain:
1.Kebijakan dan Fasilitasi Infrastruktur
Kepala sekolah memastikan tersedianya fasilitas yang memadai untuk produksi Keloring Tea, seperti laboratorium pengolahan, peralatan produksi, serta ruang pemasaran. Infrastruktur yang memadai menjadi faktor utama dalam mendukung pembelajaran TEFA yang optimal.
2.Mendorong Kemitraan dengan Industri dan Akademisi
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran TEFA, kepala sekolah aktif menjalin kerja sama dengan industri, perguruan tinggi, serta lembaga penelitian. Kolaborasi ini membuka peluang bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman kerja langsung serta pendampingan dari para ahli di bidang agroindustri.
3.Membangun Ekosistem Pembelajaran yang Berorientasi Industri
Kepala sekolah mengarahkan kurikulum agar selaras dengan kebutuhan industri, sehingga siswa tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga keterampilan yang benar-benar dibutuhkan di dunia kerja. Selain itu, kepala sekolah mendorong guru untuk terus mengembangkan kompetensinya melalui pelatihan dan studi banding.
4.Mendukung Penguatan Branding dan Pemasaran Produk
Agar Keloring Tea memiliki daya saing di pasar, kepala sekolah berperan dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Salah satunya dengan memanfaatkan media digital dan memperluas jaringan pemasaran melalui berbagai pameran dan expo.
D.Kesimpulan
Implementasi TEFA Keloring Tea di SMK Negeri 1 Pangkalan Lada tidak hanya menjadi sarana pembelajaran, tetapi juga membangun ekosistem kewirausahaan berbasis industri. Kombel Pucuk Merah Esemkalada berperan sebagai wadah pembelajaran yang aktif dan inovatif, sementara dukungan kepala sekolah menjadi kunci utama dalam keberlanjutan program ini. Sinergi antara komunitas belajar dan manajemen sekolah akan menghasilkan lulusan yang kompeten, kreatif, dan siap bersaing di dunia industri maupun wirausaha.
E.Refleksi Komunitas Belajar Pucuk Merah dalam Model Pembelajaran TEFA
Komunitas Belajar Pucuk Merah di SMKN 1 Pangkalan Lada berperan penting dalam mendukung model pembelajaran Teaching Factory (TEFA). Dukungan kepala sekolah dan kolaborasi yang solid menjadikan komunitas ini wadah bagi guru dan siswa untuk mengembangkan keterampilan berbasis industri. Selain meningkatkan kompetensi, komunitas ini juga mendorong inovasi produk unggulan seperti Keloring Tea, membentuk budaya belajar berkelanjutan, serta membekali siswa dengan keterampilan wirausaha yang relevan.
F.Refleksi Webinar APSI dengan Guru dan Kepala Sekolah SMKN 1 Pangkalan Lada.
Webinar yang diadakan oleh APSI dengan narasumber guru dan kepala sekolah SMKN 1 Pangkalan Lada menjadi wadah berbagi pengalaman dalam menerapkan pendidikan kejuruan yang inovatif. Pemaparan mereka menyoroti pentingnya kepemimpinan, kolaborasi, serta adaptasi dalam menghadapi tantangan pendidikan vokasi. Kegiatan ini tidak hanya menginspirasi peserta tetapi juga memperkuat komitmen dalam meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis industri.